BIREUEN, Pemuda asal Samalanga Boyhaqi (39) sejak 2 tahun terakhir
menggeluti kegiatan sosial yang jarang dikerjakan oleh kebanyakan orang serta lembaga
sosial lainnya di Aceh.
Kegiatan yang dilakukannya bisa dikatakan tergolong aneh dan sangat beresiko, hampir
saban hari Boyhaqi berhadapan dengan orang gangguan jiwa alias orang gila di Kabupaten
Bireuen.
Bermodalkan satu unit mopen jenis Chevrolet Boyhaqi tiap hari berkeliling mengumpulkan
orang gila untuk dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banda Aceh agar bisa menjalani
perawatan yang layak.
Dalam hidupnya Boyhaqi bercita-cita agar dapat membantu orang-orang yang mengalami
gangguan jiwa agar mendapat perawatan serta kehidupan yang layak, meskipun berbagai
kendala dan rintangan yang dihadapinya di lapangan namun tidak menyurutkan
langkahnya untuk dapat membantu orang gila.
Ditemui lintasnasional.com pada Selasa 1 Desember 2020, Boyhaqi menceritakan kisahnya
semenjak menggeluti pekerjaan tersebut, dirinya berkeliling dan mencari informasi dimana
ada orang gila kemudian ia menjemputnya baik dirumah maupun di jalanan.
"Tugas saya mencari informasi kemudian menjemput dari rumah dan mengantar ke RSJ
milik Pemerintah di Banda Aceh, karena juga mempunyai kesibukan lain saya mengontrol
mareka lewat HP berkomunukasi terus dengan petugas disana selama masih dalam
perwatan," kata Boyhaqi.
la mengatakan pekerjaan yang digelutinya sangat berbahaya, karena orang gila juga punya
berbagai macam karakter karena penyebabnya ada orang gila kerena faktor ekonomi,
narkoba, patah hati dan faktor lainnya, banyak yang menebar ancaman saat dijumpai,
sehingga mereka harus di borgol atau diikat terlebih dahulu baru bisa dibawa.
ungkap pemuda yang akrab disapa Boy tersebut.
Carut Marut Pelayanan.
Meskipun pekerjaannya kadang-kadang dapat mengancam nyawanya, namun Boyhaqi
tidak pernah berhenti dan kapok, ia memikirkan berbagai cara agar orang gila di daerahnya
bisa disembuhkan.
"Banyak kendala yang saya hadapi, karena sangat sulit berbicara dengan orang gila,
kadang-kadang harus melakukan pengakapan seorang diri, kadang dibantu oleh
masyarakat lainnya, untuk mengakalinya dengan memakai sebo dan berpakaian loreng
layaknya militer serta menggunakan senjata mainan untuk menakuti mereka," lanjut
Boyhaqi
Namun kendala satu-satunya yang dihadapi Boyhaqi adalah keterbatasan anggaran dan
tidak adanya transportasi, selama ini dia banyak menghabiskan uang pribadi dari hasil
jualan dan harus menggunakan mopen bak terbuka jenis Chevrolet yang sudah reot.
"Semuanya saya lakukan dengan Ikhlas tanpa mengharap pamrih asalkan orang-orang yang
terganggu jiwanya bisa sembuh, tidak mengganggu orang lain serta tidak berkeliaran di
jalanan," lanjut Boyhaqi
Boyhaqi mengatakan selama ini tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah dan
donatur lainnya, untuk itu ia sangat mengharapkan ada donatur yang tidak mengikat
membantu kegiatan sosialnya.
"Yang sangat dibutuhkan adalah satu unit armada bak tertutup serta biaya operasional
agar orang gila tidak lompat di tengah jalan, saya sangat berharap ada dermawan yang
mau membantu," pungkasnya
Saat ini Boyhaqi bernaung di bawah Lembaga Komunitas Pecinta Perubahan Aceh (KP2A)
DPC Kabupaten Bireuen, targetnya seluruh orang gila di Bireuen bahkan seluruh Aceh
dapat memperoleh perawatan yang layak. (Red)






